RSS

Ada Candu di Dunia Maya

Dunia maya, itulah kalimat keramat yang melanda penduduk dunia saat sekarang ini. Ia adalah candu baru yang merebak ke segala penjuru dunia. Mudah dan fleksibel, itulah kecanduhannya. Sebut saja Facebook, Siapa lagi yang tidak mengenalnya, dari kalangan dewasa hingga anak-anak pun menjadi rutinitas yang menjadi perioritas atas. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bayi yang belum lahir pun telah ada pancaran sinyal untuk terkena candu ini pada saat kelak tiba di dunia nyata yang maya nantinya. Candu ini juga telah menjelma dalam tubuhku. Seharian tidak sign in di situs terpopuler didunia saat ini yaitu facebook. Ada waktu kosong langsung ngecek http://www.facebook.com/dhikaaja, kalau tidak rasanya hati ini sunyi senyap ditengah keramaian sekalipun. Namun karena sang penghibur maya ini hadir bersama goadaannya hingga banyak kalangan yang menjadikannya sebagai pembuka rutinitas tiap harinya. Akan terasa plong aja bila update status sebelum memulai aktivitas, apalagi jika kegiatan yang hendak dilaksanaka itu lain dari yang lain. Rasanya tidak elit jika tidak diketahui oleh seisi jagad raya (mewakili suara hati para facebookers..he..he..). Biarkan semua orang tau kalau aku saat ini berada di Amric, Aus, etc…Biarkan semua orang tau kalau aku sekarang bersama pak direktur, pak gubernur, atau kalau bisa sama pak pres deh, atau biarkan semua orang tau kalau aku sekarang bareng idola-dolaku di di trans, ancol, etc. Pasti komen berebutan ambil space wall hingga kewalahan untuk ngeresponnya. Apalagi jika arogan dikit ndak mau ngerespon komen-komen yan masuk, hmmm…rasanya ingin dunia ini maya terus. Kehadiran candu ini memang mempengaruhi dunia saat ini. Pengaruhnya bukan hanya dalam teknologi informasi, tetapi juga berdampak pada kehidupan social, ekonomi, kesehatan, politik, bahkan hingga kriminal. Infromasi semakin lancar membuat seseorang akan lebih mudah menyampaikan kabar-kabari sehingga minim aktivitas yang menurut pakar kesehatan itu adalah memelihara bibit penyakit. Undangan acara syukuran yang semestinya diatar langsung ke home rekan-rekan digantikan sicandu maya cukup dengan make invitation and share. Urusan jadi tidak ribet, tunggu sejenak konfirmasi attending, not attetnding, or maybe attending akan segera diketahui seketika itu juga. Sungguh sicandu ini merupakan mahluk maya yang dermawan yang suka bekerja tanpa pamrih. Kehadiran si candu maya ini pun tidak hanya membatu manusia mempermudah segalanya, tetapi juga dapat memperbudak manusia. Dimana aksi penipuan kerap terjadi berawal muka alim dalam facebook. Lihat saja berbagai berita tentang penipuan lewat facebook setiap saat akan menjadi topic utama diberbagai media. Atau bahkan keruntuhan moral juga dampak dari sicandu ini. Semua urusan dapat menjadi lebih mudah tercapai, termasuk criminal moral seperti terjadinya pemerkosaan akibat saling kenalan, ketemuan hingga status relationship, hubungan baik pun terus saja terjalin dan bisa-bisa terjadi tindak amoral tersebut.

Project Malaria Mamuju Part II

Penelitian lanjutan penanggulangan malaria terpadu berbasis fakta di Kabupaten Mamuju ini erupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola penanggulangan malaria. Penelitian dengan menggunakan Tema D ini merupakan sebuah project Dikti melalui Universitas Hasanuddin yang dibagi kedalam 3 tahap. Tahap pertama dilakasanakan pada musim kemarau dan tahap kedua pada musim penghujan, tahap ke tiga nantinya adalah intervensi dari hasil yang didapatkan pada tahap pertama hingga tahap kedua Penelitian ini menambah referensi pengalaman lapangan yang selama ini saya lalui, baik sejak masih mahasiswa mulai dari praktik lapangan, survey, KKN, Hingga ikut dalam berbagai project penelitian lainnya. Setidaknya hal ini dapat menjadi pengalaman baru dalam mengabdikan ilmu kepada masyarakat dan diri sendiri. Adapun gambaran kegiatan yang kami lakukan yaitu mengunjungi desa desa yang menjadi sample penelitian kemudian mengambil sample darah sekitar 100 orang perdesa. Selain mengambil sampel darah juga diukur antropometri (BB, TB, LILA, SUHU, dll) masing-masing responden. Sebanyak 4 orang dari TIM kami bekerja sesuai dengan keahlian dan tugas masing-masing. Dari tenaga laboratorium, keperawatan hingga tenaga kesehatan masyarakat. Berbagai tantangan yang kami hadapi dan kami sambut dengan tulus dan ikhlas. Namun yang paling menantang adalah disaat mengunjungi sebuah desa dimana tidak dijangkau oleh transportasi roda empat. Roda dua pun jarang sampai karena jalan rusak, basah dan berlubag sehingga ojek yang kami sewa ini keseulitan melalui medan yang begitu berat. Namun hal ini merupakan sesuatu yang tidak begitu sulit bagi seorang calon epidemiolog.

Petualang Ke Negeri Pasangkayu

Sore ini, sekitar pukul 17.15 aku menginjakkan kaki untuk yang pertama kalinya di Pasangkayu, mamuju Utara. Berbekal sebuah ijazah dan semangat kuberanikan diri untuk merantau demi mewujudkan mimpi indah yang tercipta sejak kumegenal yang namanya dunia baca tulis (baca: pendidikan). Hanya sebuah cita-cita yang turut menyertaiku sehingga semangat rasanya tak bisa terukur. Pasangkayu, sebuah kota baru di kabupaten baru yang masih tergolong terpencil. Dalam perjalanan dengan bus angkutan umum yang penuh sesat dengan penumpang aku hanya bisa menikmati keindahan alam yang begitu memikat hati. Tetapi semangat sempat down lantaran suasana yang begitu sunyi dari hunian penduduk. Sungguh trpencil, aliran listrik yang masih terbatas dan rata-rata masih menggunakan ganset untuk penerangan di malam. “bisa bertahan nggak ya?”. Dalam benakku pertanyaan ini setiap sasat muncul ketika melintas di daerah yang sangat terpencil. “Ah,,,Aku yakin bisa…!”, bisikku dalam hati disaat memasuki daerah-daerah yang lebih ramai sedikit dari yang sebelum-sebelumnya. “Mudah-mudahan Pasangkayu adalah sebuah kota yang ramai”. Harapku setiap saat melintasi daerah pegunungan yang begitu tinggi dan menakutkan ini. “Welcome to Pasangkayu”, Bisikku dalam hati ketika ku melihat papan nama kota pasangkayu. Akhirnya aku tiba juga setela menempuh perjalanan selama satu hari satu malam. “Yah….Lumayan ramai, mudah-mudahan bisa bertahan”. Aku terus berguman untuk meyakinkan hatiku agar aku tetap bisa semangat. Ternyata pasangkayu ibukota dari Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Baru di Sulawesi Barat. Sekitar 5-8 jam dari Kota Mamuju. Kios putri kembar adalah adalah sebuah kios yang menyediakan jualan kebutuhan sehari-hari merupakan milik keluarga yang nantinya akan menjadi hunian baruku bersama keluarga baruku. Rencana hunian dalam jangka yang tidak bisa ditentukan. Entah bisa bertahan berapa lama, tetapi harapan menemukan masa depan di kota ini sangatlah besar. “Ya..Malu deh..”, lagi-lagi aku hanya bisa berbicara dengan diriku sendiri disaat aku disambut oleh keluarga putrid kembar dan krewnya. “Hai,,”, sapa seorang wanita cantik yang keluar dari kios, ia tidak lain adalah sepupuku yang sekian lama aku tidak pernah bertemu dengannya. Karena dialah sehingga aku bisa menginjakkan kaki disini. Aku pun mulai ngobrol-ngobrol hingga kami semua bisa jadi akrab. Tujuan utama saya datang ke sini untuk menjadi PNS. Segala upaya yang saya lakukan demi untuk mencapai cita-citaku. Termasuk mati-matian membuat KTP yang notabene Capil di Pasangkayu sudah tidak bisa melayani pembuatan KTP untuk menghindari ledakan penduduk pra penerimaan CPNS. Akhirnya aku terpaksa sampai ke Mamuju kota untkuk membuat KTP tetapi hasilnya minim juga. Tetapi berkat bantuan teman-teman di kantor, Dinas Kesehatan Kota Pasang Kayu, tempatku jadi tenaga suka rela sehingga KTPku juga bisa jadi pas hari terakhir pendaftaran. Setelah memasukkan berkas, perasaan lega akhirnya bisa juga dapatkan kartu tes

Training PRU Fast Star

Sekitar jam 14.00 WITA, Saya berada di sebuah hotel di Makassar, memenuhi undangan salah seorang teman bahwa ada pertemuan terkait dengan lowongan kerja. Meski tak berbekal pengetahuan tentang apa pekerjaannya dan bagaimana perusahaannya, tetapi semangat untuk ikut sangatlah besar. Minimal dapat motivasi untuk lebih kreatif. Aku lansung masuk ruang pertemuan setelah registrasi selesai yang dibantu oleh teman dan rekannya. Sejenak aku bepikir setelah aku melihat logo bergambar kepala wanita dan tertulis PRUDENTIAL. Aku mengisi formulir GBOP yang disodorkan temanku. Akupun menigisinya dan menikmati semua rangkaian kegiatan yang berlangusng pada saat itu. Yang aku tangkap dari smeua rangkaian kegiatan ini adalah sebuah perusahaan asuransi dan investasi yang berasal dari Inggris. diman orang-orang yang bergabung didalamnya adalah orang-orang yang tidak takut berpenghasilan esar. Ratusan peserta yang lainnya juga memiliki semangat yang begitu besar disaat menyaksikan pembicara yang menceritakan suka dukanya hingga menjadi orang sukses. Aku semakin penasaran dan semakin ingin tahu. Pertanyaan pun semakin bermunculan namun tak terjawabkan. Karena untuk tau jawabanya maka harus ikut training lanjutan. Karena rasa penasaran sehingga ada minat untuk ikut training lanjutan. Ibarat kiriman sebuah bingkisan dari seorang teman yang belum diketahui apakah isinya sehingga membuat kita selalu ingin membukanya “PRU Fast Star”, demikianlah nama pelatihan lanjutan itu. Pada awalnya ketertarikan belum terasa sepenuhnya karena semua isi bingkisannya belum terbuka semuanya. Hanyalah rasa penasaran yang terus menggebu sehingga semangat lebih menggebu mengikuti pelatihan yang dilakukan selama 3 malam ini. Keseriusan mengikuti pelatihan semakin kuat walau terkadang materi terlewatkan tanpa dapat apa-apa. Tetapi semangat tentunya sudah menjadi asset sejak pertama kali ikut bergabung dalam PRU Fast Star ini. Pelatihan diakhiri dengan sebuah tes ibaratnya ikut ujian semester pada saat masih kuliah. Trainernya pun menjelasakan dan memberikan tes ibaratnya dosen yang memberikan ujian kepada mahasiswanya. Semua berlangsung begitu cepat dan tidak terasa karena semua pikiran dan tenaga fokus pada soal-soal. Suasana kadang hening tanpa suara apapun dan sebaliknya terkadang gemuruh seperti kereta api yang sedang melaju kencang. Diakhir ujian suasana jadi gaduh disaat hasil tes langsung diperiksa dan dapat diketahui hasil pada saat itu juga. Lebih gaduhnya lagi ketika trainernya mengumumkan bahwa yang tidak lulus harus mengulang besok, dan yang tidak lulus besok harus mengulang bulan depan.

Ada Putri Kembar Di Pasangkayu

Pagi yang mendung, hujan rintik-rintik menyelimuti daun-daun pohon mangga yang berdiri kokoh pas depan ruangan bagian epidemiologi FKM Unhas. Suasana kampus pagi ini masih sepi. Hanya para cleaning service yang lalu lalang melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat. Sebuah rutinitas sebagai staf administrasi di bagian epidemiologi baru saja kugelutinya pasaca aku mendapat gelar sarjana. Boleh dikata ini adalah my first job. Tidak terhormat memang tapi ini untuk melatih kesabaran dalam memulai karier untuk kedepannya. Pukul 08.00 teng aku harus berada di ruangan kerja. Mungkin itulah aturan yang saya harus patuhi. Seperti biasa pintu dibuka, nyalahkan AC dan Komputer, ngetik surat-surat yang belum kelar, dan banyak yang harus disiapkan lagi sebelum ketua jurusan datang maupun dosen-dosen lain datang. Sambil ngetik surat yang numpuk yang belum sempat aku selesaikan kemarin, tiba-tiba iphone di tas bunyi beberapa kali karena tidak sempat angkat, setelah kelar semuanya. Saya lihat panggilan tak terjawab ternyata dari sepupu yang tinggal di Pasangkayu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Aku telpon balik dan mulai pembicaraan sambil menikmati rintik-rintik hujan diteras pas di dekat pohon mangga yang kini berbuah dengan lebatnya. Hanya ada satu inti pembicaraan, yaitu Pasangkayu. Notabene sebagai sarjana baru, lowongan kerja sudah pasti jadi rebutan. Bukan berarti menyerah hidup di Makassar dimana saingan selangit jumlahnya. Tetapi peluang disana lebih besar dibandingkan dengan di kota metropoltan seperti di Makassar ini. Apalagi keluarga disana sangat yakin kalau sarjana disana langsung diterima. Dimana katanya sih akrab dengan Pak Bupati dan Ibu Bupati, Bupati baru gitu deh. Sebagai orang baru yang tergiur oleh janji sehingga keinginan ke sana sangat matang. Apalagi kondisi penerimaan di Sul-Sel masih terikat dengan KKN. Namun KKN bukan jamannya Soeharto, Tetapi jaman materialism dimana tanda-tanda kelulusan dilihat dari 3D yaitu Dui, Dekkeng , dan Dalle (Dibaca: Uang, kenalan, dan Rejeki). Masa pendaftaran CPNS pun tidak lama lagi dimulai, akhirnya aku putuskan akan berangkat kesana. Satu minggu sebelum berangkat, tentunya tugas-tugas yang setiap saat menumpuk ini harus aku tuntaskan. Surat-surat yang belum kelar, dokumen-dokmen lain, serta semua bebanku akan saya tuntaskan dalam sepekan ini. Setelah semua selesai, aku mencoba minta izin untuk pulang kampong untuk mendaftar CPNS. Dan akhirnya aku pulang kampung dengan bermodalkan sebuah ijazah yang nota bede sebagai bekal masa depan bede’. Tak hanya itu, tetapi semangat besar dan impian yang tinggi untuk memasuki dunia kerja juga kukemas dan kubawa kemana aku pergi. Aku melangkah dengan meninggalkan sebuah kalimat, ”Selamat tinggal Makassarku, semoga kita bisa kembali lagi”. Gumanku dalam hati sambil meilhat-lihat keramain disana sini yang membuat kepala ini jadi pusing. Berat rasanya meninggalkan Makassar, karena selam kurang lebih 4 tahun aku masih belum mengenal Makassar dari A sampai Z. Aku masih bisa saja setiap saat kesasar dan hilang. Tapi apa daya, Pasangkayu ternyata membutuhkanku. Ada sebuah item besar ketika sampai di pasangkayu, Putri Kembar. Yah…., seperti itulah ejaannya. Putri Kembar merupakan sebuah kelompok usaha keluarga sanak saudara. Boleh dikata usahanya maju menurut tolak ukur ekonomi pasangkayu. Unit usaha yang dikembangkan adalah unit usaha kecil mulai dari kios putrid kembar, putri kembar cell, bengkel putri kembar, dan kos putrid kembar. Kios putrid kembar adalah rumah baruku, dimana aku mendapatkan suasana baru, teman baru dan keluarga baru

Seminar Sinema, Media Sosial, dan Diseminasi Informasi Kesehatan

Kesehatan merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh manusia, namun di era teknologi saat ini kesehatan menjadi sesuatu yang langka. Hal ini dapat dilihat dengan seiring perkembangan teknologi dengan munculnya berbagai gangguan-gangguan kesehatan atau penyakit yang belum dapat disembuhkan. Namun bagaimana sinema dan media social lainnya dalam perannya sebagai media untuk mempromosikan kesehatan kepada masyarakat bangsa dan Negara. Seminar yang diselengarakan oleh PIK KRM HEART UNHAS dan RUMATA ini merupakan sebuah seminar trobosan baru dalam memperkenalkan dunia kesehatan lewat media sinema dan media social lainnya. Lilu Yulianti Farid (Penulis) sebagai presenter mengupas bagaimana pengaruh media social khususnya media dunia maya dalam mengiringi kehidupan sehari-hari kita. Dimana begitu penting dan berpengaruhnya media ini dalam setiap aktivitas. Namun disarankan untuk menggunakan filter dalam menyerap berbagai informasi terkhusus yang menyangkut kesehatan. Riri Riza (Sutradara) sebagai pembicara utama dalam seminar ini mengupas bagaimana mempromosikan kesehatan masyarakat lewat sebuah tayangan layar lebar dengan mecontohkan berbagai Film-Film yang menginformasikan penyakit-penyakit ganas. Trik dan tips dalam membuat film pun dikupas habis hingga pertanyaan-pertanyaan dari peserta seminar tak terbendung. Namun intinya dalam membuat film menurut beliau ibaratnya adalah bercerita.

Pendampingan Home Base Care ODHA di Makssar Tahun 2010

Program Pendampingan Berbasis Rumah Tangga (Home Base Care) ODHA di Makassar Sulawesi Selatan merupakan penelitian kerjasama antara Pascasarjana Unhas dengan komisi penanggulangan Aids Nasional (KPAN) Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan berbasis rumah tangga kepada penderita ODHA yang ada di makassar. Penelitian yang berlangsung di Makassar ini direncanakan memakan waktu sekitar 3 tahun untu bisa rampung semua. Sebelum kegiatan ini berlangsung, terlebih dahulu dilakukan workshop dan sosialisasi antar pihak terkait demi kelancaran kegiatan ini seperti kelompok-kelompok dukungan sebaya.

Lokakarya Epidemiologi

Lokakarya kurikulum program megister S2 epidemiologi dan Strata satu (S1) Epidemiologi FKM unhas yang dilaksanakan di Hotel Clarion pada tanggal 8-10 Oktober 2010 ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap pergantian periode kepengurusan di bagian epidemiolig FKM Unhas. Hal ini bertujuan untuk menyusun program kerja pada satu periode yang berjalan. Segala program-program inovasi dimasukkan dan yang dianggap tidak perlu lagi ditanggalkan. Kegiatan ini diikuti oleh para staf dosen dan staf administrasi bagian epidemiologi.

POKJA Kebutaan Kabupaten Jeneponto

Salah satu penelitian lagi yang sempat saya ikuti lagi adalah Kelompok Kerja tentang kebutaan di kabupaten Jeneponto. Penelitan ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit katarak yang diderita oleh masyarakat kemudian dibei operasi kecil untuk menyembuhkan penderitanya. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan penyakit katarak yang diderita oleh masyarakat sulswesi selatan. Penelitian ini diadakan oleh bagian mata RS Unhas Makassar dengan kerja sama berbagai pihak, baik nasional maupun international. Penelitian yang dimulai sejak agustus 2010 ini merupakan penelitian pengabdian kepada masyarakat dengan maksud agar dapat meringankan beban masyarakat.

Project Malaria Mamuju

Kegiatan pertama yang saya ikuti pasca mendapat gelar Sarjana Kesehatan masyarakat adalah dengan ikut terlibat sebagai surveyor pada penelitian penanggulangan malaria terpadu di kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Adapun hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu program di tingkat Puskesmas sangat terkait dengan dukungan kinerja petugas kesehatan puskesmas dalam menjalankan sistem surveilans yang tepat. Kegiatan surveilans malaria kadang tidak dilakukan secara maksimal baik dalam hal pencatatan untuk pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, pelaporan data maupun umpan balik dari pelaporan tersebut, misalnya keterlambatan dan tidak akuratnya proses pengolahan data, ketidaklengkapan dan kesulitan mengakses data dan informasi, banyaknya data yang hilang dan pencatatan yang tidak tepat
Surveilans adalah suatu pencatatan sistematis yang berkelanjutan, analisa dan interpretasi data dan pengumpulan informasi ke pihak yang membutuhkan untuk mengetahui jenis tindakan yang dapat diambil. Tindakan ini merupakan sebuah bagian penting dalam upaya mengontrol penyakit menular melalui upaya monitoring terhadap penularan penyakit di komunitas masyarakat. Tindakan ini juga menyediakan penyedia informasi secara tepat waktu yang bermanfaat dalam upaya perencanaan, implementasi dan evaluasi kesehatan masyarakat. Dengan kata lain, surveilans adalah informasi terhadap tindakan kesehatan masyarakat. Sistem surveilans yang baik harus bisa mengidentifikasi populasi-populasi yang berisiko tinggi dan di daerah mana intervensi tambahan yang cocok di gunakan untuk melaksanakan pengendalian penyakit secara tepat. Untuk menunjang keberhasilan program pemberantasan penyakit menular khususnya penyakit malaria, maka pelaksana program surveilans puskesmas sangat memegang peranan penting terutama pada kegiatan pengamatan kasus, pencatatan yang baik dan benar, pelaporan yang teratur dan tepat waktu serta analisis yang baik dan evaluasi hasil kegiatan akan sangat menentukan keberhasilan suatu program. Masih tingginya kasus malaria di akibatkan ketepatan dan kelengkapan laporan serta pelaksanaan surveilans yang belum memadai di Kabupaten Mamuju perlu mendapat perhatian dari semua pihak mengingat malaria sangat berpotensi terjadinya KLB seta dapat berakibat fatal. A. Jenis Kegiatan Jenis Kegiatanini adalah survei terhadap petugas surveilans untuk mengetahui gambaranpelaksanaan kegiatan surveilans mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis daninterpretasi data, pelaporan dan penyebarluasan data di Puskesmas Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2010 B. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dan dilaksanakan pada bulan tanggal 26 Juli hingga 7 Agustus 2010, yang meliputi 20 puskesmas. C. Jenis Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 26 Juli hingga 7 Agustus tahun 2010. Adapun gambaran kegiatannya sebagai berikut: 1. Mengunjungi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dan mewawancarai petugas surveilansnya. 2. Mengunjungi seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat tahun 2010. 3. Mewawancarai Kepala Puskesmas/Kepala TataUsaha, Petugas Surveilans, dan pemegang program malaria. 4. Mengobservasi kelengkapan pencatatan dan pelaporan berbagai Format Pelaporan Penyakit. 5. Mengambil titik koordinat lokasi kegiatan (Puskesmas) dengan bantuan alat GPS (Global Positioning system) D. Deskripsi Hasil Kegiatan Kabupaten Mamuju terletak pada Provinsi Sulawesi Barat, pada posisi : 10 38’ 110” – 20 54’ 552’’ Lintang Selatan, 110 54’ 47” – 130 5’ 35 Bujur Timur dari Jakarta, (00 0’ 0’’ Jakarta = 1600 48’ 28” Bujur Timur Green Which), Dengan batas wilayah : Sebelah Utara : Kab. Mamuju Utara Sebelah Timur : Kab. Luwu Utara Sebelah Selatan : Kab. Majene, Kab. Mamasa dan Kab. Tana Toraja Sebelah Barat : Selat Makassar Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah 801.406 Ha dan teridiri dari 15 Kecamatan serta 27 unit Puskesmas. Dalam kegiatan ini, Puskesmas yang sempat didatangi sebanyak 1 Dinas Kesehatan dan 20 Puskesmas yaitu sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 2. Puskesmas Tapalang 3. Puskesmas Dungkait 4. Puskesmas Rangas 5. Puskesmas Pangale 6. Puskesmas Bambu 7. Puskesmas Ranga-ranga 8. Puskesmas Tampa Padang 9. Puskesmas Topoyo 10. Puskesmas Topore 11. Puskesmas Botteng 12. Puskesmas Tarailu 13. Puskesmas Pangale 14. Puskesmas Tobadak 15. Puskesmas Tommo 16. Puskesmas Campaloga 17. Puskesmas Polocamba 18. Puskesmas Babana 19. Puskesmas Salupangkang 20. Puskemas Lara 21. Puskesmas Duri Kumba Masalah-masalah yang ditemukan di Lapangan 1. Petugas surveilans banyak yang baru dan belum mendapatkan pelatihan 2. Petugas surveilans sebagian besar mernagkap dengan program lain sehingga kerjanya tidak maksimal 3. Latar Belakang pendidikan petugas surveilans banyak yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. 4. Masih banyak petugas surveilans yang belum tahu cara mengolah data utamanya dalam penggunaan computer. E. Hambatan-Hambatan 1. Lokasi kegiatan yang luas dan sulit dijangkau 2. Kepala Puskesmas dan Petugas Surveilans yang merupakan responden dalam kegiatan ini kadang-kadang tidak hadir pada saat berkunjung ke Puskesmas sehingga harus mendatangi berkali-kali baru bisa bertemu. 3. Kondisi cuaca yang merupakan musim penghujan