Kasus demam tifoid di Indonesia diperkirakan sekitar 600.000–1.500.000 kasus per tahun dengan insiden sebesar 358 per 100.000 penduduk per tahun di daerah pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk per tahun di perkotaan. Kematian diperkirakan sekitar 20.000 kasus per tahun (Widodo,2009).
Tujuan penelitian ini untuk membuat peta distribusi karakteristik kasus demam tifoid, sarana pelayanan kesehatan, aliran sungai/kanal, pasar tradisional, tempat pembuangan sampah sementara, cakupan persediaan air bersih, dan cakupan jamban keluarga. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode GIS (Geographic Information System). Populasi adalah seluruh kasus demam tifoid yang terdaftar di puskesmas yang wilyah kerjanya di Kecamatan Panakkukang pada tahun 2009 sebanyak 254 kasus. Sampel adalah kasus demam tifoid klinis dan tes widal positif yang memiliki alamat lengkap dan terdaftar di Puskesmas Batua, Tamamaung, Karuwisi, dan Pampang yaitu sebanyak 96 kasus.Hasil penelitian ini menunjukkan kasus demam tifoid tertinggi di Kelurahan Pampang yaitu 24 kasus (25%), terbanyak pada perempuan yaitu 62 kasus (64,6%), terbanyak pada kelompok umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 30 kasus (31,2%), serta tertinggi pada Bulan Februari yaitu sebanyak 19 kasus (19,8%). Kasus terbanyak terdapat pada zona buffer 0-250 m dari sarana pelayanan kesehatan sebanyak 28 kasus (29,2%). Berdasarkan daerah aliran sungai, kasus terbanyak terdapat pada zona buffer 250-500 m sebanyak 23 kasus (24,0%). Kasus terbanyak berada pada zona buffer 250-500 m dan 500-750 m masing-masing 23 kasus (24,0%) dari aliran kanal. Berdasarkan daerah pasar tradisional, kasus terbanyak berada pada zona buffer 250-500 m dan 500-750 m masing-masing 16 kasus (16,7%), dan berdasarkan tempat pembuangan sampah sementara, kasus terbanyak terdapat pada zona buffer 250-500 m yaitu sebanyak 48 kasus (50%). Berdasarkan cakupan air bersih, kasus tertinggi terdapat pada daerah yang cakupan air bersihnya antara 70-80% sebanyak 62 kasus (62,5%) dan berdasarkan cakupan jamban keluarga, kasus tertinggi terjadi pada daerah yang cakupan jamban keluarganya antara 65-77% sebanyak 34 kasus (35,4%).Disarankan untuk memperbaiki mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, meningkatkan dan menjaga sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai dan kanal, menjaga dan meningkatkan kebersihan pasar tradisional, membuang sampah pada tempat sampah kontainer yang tersedia, menjaga air bersih agar tidak tercemar oleh bakteri Salmonella typhi, menjaga kebersihan jamban keluarga agar tidak menjadi media penularan bakteri Salmonella typhi.Daftar Pustaka : 78 (1997-2009) Kata Kunci: Gambaran Spasial, Demam Tifoid , Geographic Information System