Sore ini, sekitar pukul 17.15 aku menginjakkan kaki untuk yang pertama kalinya di Pasangkayu, mamuju Utara. Berbekal sebuah ijazah dan semangat kuberanikan diri untuk merantau demi mewujudkan mimpi indah yang tercipta sejak kumegenal yang namanya dunia baca tulis (baca: pendidikan). Hanya sebuah cita-cita yang turut menyertaiku sehingga semangat rasanya tak bisa terukur.
Pasangkayu, sebuah kota baru di kabupaten baru yang masih tergolong terpencil. Dalam perjalanan dengan bus angkutan umum yang penuh sesat dengan penumpang aku hanya bisa menikmati keindahan alam yang begitu memikat hati. Tetapi semangat sempat down lantaran suasana yang begitu sunyi dari hunian penduduk. Sungguh trpencil, aliran listrik yang masih terbatas dan rata-rata masih menggunakan ganset untuk penerangan di malam. “bisa bertahan nggak ya?”. Dalam benakku pertanyaan ini setiap sasat muncul ketika melintas di daerah yang sangat terpencil. “Ah,,,Aku yakin bisa…!”, bisikku dalam hati disaat memasuki daerah-daerah yang lebih ramai sedikit dari yang sebelum-sebelumnya. “Mudah-mudahan Pasangkayu adalah sebuah kota yang ramai”. Harapku setiap saat melintasi daerah pegunungan yang begitu tinggi dan menakutkan ini.
“Welcome to Pasangkayu”, Bisikku dalam hati ketika ku melihat papan nama kota pasangkayu. Akhirnya aku tiba juga setela menempuh perjalanan selama satu hari satu malam. “Yah….Lumayan ramai, mudah-mudahan bisa bertahan”. Aku terus berguman untuk meyakinkan hatiku agar aku tetap bisa semangat. Ternyata pasangkayu ibukota dari Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Baru di Sulawesi Barat. Sekitar 5-8 jam dari Kota Mamuju.
Kios putri kembar adalah adalah sebuah kios yang menyediakan jualan kebutuhan sehari-hari merupakan milik keluarga yang nantinya akan menjadi hunian baruku bersama keluarga baruku. Rencana hunian dalam jangka yang tidak bisa ditentukan. Entah bisa bertahan berapa lama, tetapi harapan menemukan masa depan di kota ini sangatlah besar. “Ya..Malu deh..”, lagi-lagi aku hanya bisa berbicara dengan diriku sendiri disaat aku disambut oleh keluarga putrid kembar dan krewnya. “Hai,,”, sapa seorang wanita cantik yang keluar dari kios, ia tidak lain adalah sepupuku yang sekian lama aku tidak pernah bertemu dengannya. Karena dialah sehingga aku bisa menginjakkan kaki disini. Aku pun mulai ngobrol-ngobrol hingga kami semua bisa jadi akrab.
Tujuan utama saya datang ke sini untuk menjadi PNS. Segala upaya yang saya lakukan demi untuk mencapai cita-citaku. Termasuk mati-matian membuat KTP yang notabene Capil di Pasangkayu sudah tidak bisa melayani pembuatan KTP untuk menghindari ledakan penduduk pra penerimaan CPNS. Akhirnya aku terpaksa sampai ke Mamuju kota untkuk membuat KTP tetapi hasilnya minim juga. Tetapi berkat bantuan teman-teman di kantor, Dinas Kesehatan Kota Pasang Kayu, tempatku jadi tenaga suka rela sehingga KTPku juga bisa jadi pas hari terakhir pendaftaran. Setelah memasukkan berkas, perasaan lega akhirnya bisa juga dapatkan kartu tes
1 komentar:
Pasangkayu, bukan Pasang Kayu
Post a Comment